oleh

Pupuk Jadi “Hantu” Menakutkan Petani Setiap Tahun

kotatuban.com – Pupuk terus menjadi hantu menakutkan di kalangan petani saat musim tanam. Hampir dipastikan petani selalu kesulitan mendapatkan pupuk saat musim tanam. Bahkan, jika ada harganya melambung tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

Seperti yang dialami petani di Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, sampai saat ini masih kesulitan mendapatkan berbagai jenis pupuk, untuk tanaman padi mereka yang memasuki usia pemupukan.

Kepala Desa Sumurgung, Mujamiin mengatakan, kesulitan mendapatkan pupuk ini sudah berlangsung sepekan terakhir. Warga harus mencari hingga desa atau kecamatan lain demi mendapatkan pupuk untuk tanaman padi mereka yang berumur rata-rata 25 hari.

“Seminggu ini Mas, sulit, sekarang juga banyak petani yang menunda pemupukan, padahal penting sekali untuk mendapatkan kualitas maksimal tanaman padi,” kata Mujamiin yang dihubngi melalui ponselnya, Selasa (13/12).

Dia berharap, pemerintah daerah segera mengatasi kesultan pupuk ini agar petani dapat melakukan pemupukan sesuai usia tanaman. Dengan begitu tanaman mereka tidak telambat mendapatkan pupuk.

“Harapanya pupuk ini cepat ada, agar petani bisa memupuk tanaman mereka,” lanjut Kepala Desa Sumurgung itu.

Menanggapi Kesultan pupuk para petani, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) KabupatenTuban, Karjo mengatakan, pihaknya akan melakukan kordinasi dengan dinas terkait, untuk menyelesaikan permasalahan ini. Apalagi pihaknya juga sudah mendapatkan laporan dari sejumlah kecamatan terkait kelangkaan pupuk yang terjadi.

“Segera kami kordinasikan, kasihan petani ini waktunya mupuk malah pupuknya tidak ada,”  kata Karjo.

Lebih lanjut dikatakan, pihaknya akan mencoba mengumpulkan sejumlah pihak terkait pupuk ini, diantaranya distributor, produsen pupuk, dinas pertanian hingga kelompok tani, untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hampir setiap tahun ini.

“Tahun ini cuaca cukup bagus, baik lahan sawah maupun tegalan melakukan tanam. Makanya kebutuhan pupuk yang bersamaan ini cukup besar. Kita akan kumpulkan nanti semua yang berkaitan dengan pupuk, dari hulu sampai hilir.” katanya.

Disampaikan juga, lahan pertanian di Kabupaten Tuban cukup luas, ditambah lagi lahan perhutani (persil) yang dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pertanian juga turut menyerap alokasi pupuk. Hal itu menambah alokasi pupu yang dibutuhkan bertambah. Sementara tidak seluruhnya dapat dipenuhi.

“Memang tidak semua dapat dipenuhi, makanya ini yang kadang membuat pupuk langka,” terang Karjo.

Karjo juga berharap ada solusi untuk masalah petani ini, agar petani bisa melakukan produksi tanaman pangan baik jagung maupun padi dengan baik.

“Biasanya untuk meminimalisasikan kelangkaan, dinas akan melakukan realokasi atau memasok pupuk dari kecamatan yang lebih untuk kecamatan lain yang kurang,” pungkas Karjo ini. (kim)