Pustaka Ani dan Klinci Ani, Selamatkan Ibu dan Anak

image
Kegiatan peningkatan kapasitas kualitas kesehatan ibu hamil dan anak

kotatuban.com-Dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban, sejak 2014 telah melaksanakan dua program sekaligus yang konsen pada pengawasan kesehatan ibu hamil hingga melahirkan dan bayi baru lahir.

Dua program yang dilaksanakan sejak Maret 2014 itu adalah Puskesmas Tanggap Kegawatdaruratan Anak dan Ibu (Pustaka Ani) dan  Klinik Cinta Anak dan Ibu (Klinci Ani).

Melalui dua program tersebut, telah dilakukan pelayanan yang komperatif, meliputi pelayanan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi, serta mendekatkan jangkauan pelayanan spesialis serta system rujukan yang terencana.

“Klinci Ani, merupakan program pemberdayaan masyarakat,  dan sebagai penggeraknya adalah kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tim penggerak PKK dan Perangkat Desa, “ ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Saiful Hadi, Sabtu (31/10).

Kegiatan dalam program ini antara lain, pendampingan ibu hamil dan balita resiko tinggi, kelas ibu hamil, kelas ibu dan balita, program perencanaan persalinan, hingga posyandu balita.

“Semua kegiata tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan ibu hamil dan bayi. Selain itu juga kami sampaikan penyuluhan berupa pesan dan tanda bahaya melalui liflet Klinci Ani pada ibu agar balita dapat tumbuh dengan optimal,” ungkapnya.

Selanjutnya, program lain yag juga berkonsentrasi pada penyelamatan ibudan bayi adalah program Pustaka Ani atau Puskesmas Tanggap Kegawatdaruratan Anak dan Ibu yang masih memiliki keterkaitan dengan program Klinci Ani. Program tersebt merupakan upaya Puskesmas untuk tanggap sesegera mungkin menangani ababila terdapat kasus yang menyangkut kesehatan anak dan ibu.

Tidak jauh berbeda dengan program Klinci Ani, program Pustakan Ani juga memiliki beberapa kegiatan, diantaranya, pelayanan gawat darurat selama 24 jam untuk kasus anak dan ibu, melakukan jemput bola ke desa sasaran apabila dibutuhkan dengan cepat dan tepat, serta penanganan kegawatdaruratan mengacu pada standart operasional Prosedur (SOP).

“Sebelum merujuk, petugas puskesmas akan menghubungi Poned atau rumah sakit yang akan dituju. Ini bertujuan agar tidak ada keterlambatan dalam penanganan kasus kegawatdraruratan anak dan ibu. Karena petugas sudah siap sedia saat petugas dari Puskesmas datang,” tambah Saiful.

Untuk mendukung program tersebut, Dinas Keehatan Kabupaten Tuban juga melakukan peningkatan kompetensi petugaas medis. Salah satunya dengan melakukan pelatihan PPGD atau Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, bagi tenaga medis dan para medis.(kim)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.