kotatuban.com-Ratusan dana Desa Rengel, Kecamatan Rengel diduga dikorupsi sejumlah perangat desa setempat. Bahkan, pohak Polres Tuban telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut dugaan penyelewengan dana desa tersebut.
” Dana desa yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tidak hanya Rp 170 juta yang terungkap selama ini. Tapi, juga ada dana kompensasi dari Pertamina lebih dari Rp 400 juta yang juga tidak jelas penggunaannya,” ungkap sumber di Desa Rengel yang minta identitasnya tidak disebutkan, Rabu (6/5).
Sementara itu, saksi yang sudah dimintai keterangan polisi diantaranya, Kepala Desa (Kades) Rengel, Muchtar, Sekretaris Desa (Sekdes), Ali Hamka, selanjutnya Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Dwi Sepsono Priyanto akan di hadirkan pasca pemeriksaan Ali Hamka.
Dalam kasus tersebut, dugaan kuat mengarah kepada Sekdes sebagai saksi kunci untuk membongkar kasus itu. Bahkan, Sekdes Ali Hamka yang pernah menjadi Pjs Kades Rengel itu diklarifikasi di ruang kanit II selama empat jam lebih. Padahal saksi lainnya diperiksa hanya hitungan menit.
Sayangnya, saat akan dimintai keterangan pasca pemeriksaan, Ali Hakam tidak bersedia memberikan keterangan
“Maaf mas, nanti tanya penyidik, semua sudah saya ungkapkan ke peyidik,” kata Ali Hamka, Sekdes Rengel ini.
Sementara itu, Kanit II Tipikor Polres. Iptu Lik Mustaram, saat dikonfirmasi mengatakan, klarifikasi terhadap Ali Hakam masih berkaitan dengan penyelewengan dana desa. Namun, pihaknya belum membeberkan pemeriksaan secara detail.
“Setelah Sekdes Rengel dimintai klarifikasi, kami juga akan panggil Pjs Kades Rengel,” ungkapnya.
Untuk diketahui, kasus tersebut berawal dari laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) Pjs Kades Rengel, Dwi Sepsono Priyanto kepada BPD setempat. Setelah LKPj dipelajari ternyata muncul sejumaah kejanggalanan. Salah satunya, dana Silpa sekitar Rp 173 juta pada masa Kades lama hanya bisa dilaporkan Rp 70 juta. Akhirnya masalah itu dilaporkan ke polisi. (kim)
