kotuba.com-Menjelang bulan suci Ramadan, Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban, bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Petugas Kepolisian, dan Dinas Pertnian, lakukan sidak ke sejumlah gudang penggilingan padi dan pengolahan beras di Tuban. Langkah ini sekaligus antisipasi isu beras sintetis yang beredar di kalagan masyarakat.
“Sidak ini untuk memastikan beras yang ada di Kabupaten Tuban dalam kondisi baik terutama menjelang Bulan Ramadan. Apalagi, baru-baru ini ada isu peredaran beras plastik,” ujar Kasi Meterologi dan Perlindungan Konsumen, Bidang Perdagangan Disperpar Tuban, Sunaryo, Rabu (27/5).
Sunaryo menjelaskan, hasil sidak yang dilaksanakan bersama instansi terkait itu, tidak ditemukan beras mencurigakan, apaalagi beras sintetis seperti yang marak diberitakan media masa.
“Tidak ada beras yang katanya sintetis itu, baik dipenggilingan maupun pengolahan beras tidak kami temukan yang mencurigakan,” jeas Sunaryo.
Ditambahkan, saat ini, harga beras dengan kualitas premium paling mahal berkisar Rp9.000 hingga Rp10.000, per kilogram, sementara harga plastik jauh diatas harga beras.
“Kalau memang ada yang membuat beras dari plastik apa tidak rugi, harga plastik lebih mahal, kecuali kalau harga beras di atas harga plastik, kemudian dipalsukan untuk meraup keuntungan bisa jadi,” terangnya.
Sasaran sidak tidak hanya gudang penggilingan padi dan pengolahan beras. Petugas juga mendatagi toko beras bersekala besar, seperti toko beras di Jalan Diponegoro dan Basuki Rachmad. Dari toko beras yang didatangi itu, seluruhnya aman dan tidak ditemukan beras mencurigakan.
“Dari toko hasilnya sama, semua beras tidak mencurigakan, ini cukup beralasan karena beras yang ada di sini seluruhnya lokal, seperti beras Leran, Palang, beras dari Montong, Senori maupun Rengel,” pungkas Sunaryo. (kim)