kotatuban.com-Sedikitnya 26.980 hektar lahan pertanian di Tuban hanya bisa ditanami setahun sekali. Selain lahan tadah hujan juga tidak ada pengairan yang mampu dimanfaatkan. Akibatnya, petani hanya mengandalkan curahan air hujan yang hanya datang setahun sekali.
Sementara luas lahan pertanian di Kabupaten Tuban sebanyak 56.375 Ha. Lahan pertanian yang terdiri dari 30.090 Ha sawah irigasi dan 26.285 Ha sawah tadah hujan. Dari luasan itu baru sekitar 7.611 Ha yang mampu panen tiga kali dalam setahun dan 21.784 Ha yang ditanami dua kali dalam setahun.
“Tuban masih ada sekitar 26.980 HA lahan pertanian yang hanya sekali panen, karena hanyamengandalkan air hujan. Ini harus segera ditangani dengan membuat embung atau waduak. Bahkan, kalau bisa kita buatkan sumur bor,” terang Bupati nTuban Fathul Huda, saat pengajian rutin Sabtu pagi di komplek Pendopo Krido Manunggal Tuban, Sabtu (31/1).
Ditambahkan, pihaknya nanti akan melihat dari dekat lahan pertanian yang hanya mengandalkan air hujan itu bersama para staf ahli yang dalam waktu dekat sudah akan dibentuk.
Diharapkan dengan penanganan lahan pertania di Tuban tidak hanya mengandalkan curahan air hujan saja, tapi, memiliki pengairan yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Sehingg, lahan pertanian yang bisa panen tiga kali setahun bisa bertambah banyak.
Meski kita memiliki mribuan lahan pertanian yang hanya sekali panen, lanjut Bupati Fathul Huda, hasil pertanian Kabupaten Tuban, utamanya padi sudah surplus.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, rata-rata produksi padi mencapai 533.509 ton dengan peningkatan rata-rata sebesar 3,49% setiap tahunnya. Sehingga, terdapat surplus rata-rata 54,34% atau sebesar 183.029 ton/ tahun.
“Dengan kondisi itu Kabupaten Tuban menjadi salah satu lumbung pangan nasional di Jawa Timur,” imbuh bupati. (ros)