kotatuban.com – Ribuan masyarakat Kabupaten Tuban mendeklarasikan dirinya menjadi pendarat
Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin. Deklarasi tersebut digelar di lapangan kompleks GOR Rangga Jaya Anuraga Tuban, Rabu (23/1).
Pendarat Kiyai Ma’ruf tersebut merupakan sebuah kelompok yang akan berjuang membantu dan memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam pilpres 17 April mendatang.
Kiai Ma’ruf Amin mengucapkan terimakasih atas dukungan seluruh warga NU. Dengan doa dan dukungan itu, dia yakin pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin akan menang pada pesta demokrasi tersebut.
‘’Banyak orang tanya pada saya, kenapa mau jadi cawapres. Sedangkan saya sudah jadi ketua MUI, Rais Aam PBNU dan lainnya. Saya terima dicawapreskan karena dorongan para kiai, ulama dan masyayekh,’’ ujarnya.
Menurutnya, dengan digandengnya dia sebagai cawapres merupakan penghormatan pada NU. Sudah lama NU tidak jadi pimpinan nasional. Saat inilah NU akan punya wapres. Ke depan juga harus ada orang NU yang jadi presiden.
‘’Jokowi menggandeng ulama, artinya cinta ulama. Kalau yang didukung ulama itu sudah biasa. Lha ini Jokowi malah gandeng ulama, jadi patut kita dukung,’’ bebernya.
Jika hanya mendukung, lanjut Kiai Ma’ruf, selama ini ulama ibarat kayak tukang dorong mobil mogok. Begitu mobilnya sudah jalan, ulamanya ditinggal. Juga ibarat pemadam kebakaran, kalau api berkobar ulama diminta mendinginkan, giliran api padam, jasanya dilupakan.
‘’Ulama juga kayak daun salam, agar masakan enak dikasih daun salam, tapi kalau masakan sudah jadi dan enak, yang dibuang pertama daun salamnya. Saat ini tidak boleh begitu, apalagi ada ulama digandeng untuk pilpres,’’ ungkapnya.
Pada kaum santri, Kiai Ma’ruf meminta jangan pesimis. Santri harus optimis. Karena santri bisa jadi apa saja. Santri bisa jadi saudagar, bupati, gubernur, wakil gubernur, Bahkan jadi presiden. ‘’Santri jadi presiden kayak Gus Dur. Jadi wapres seperti saya, jadi harus optimis,’’ pintanya.
Yang terpenting ke depan, menurut Kiai Ma’ruf adalah memberdayakan ekonomi masyarakat, menghilangkan kesenjangan dan menghilangkan kemiskinan. ‘’Arus baru ekonomi Indonesia adalah memberdayakan ekonomi umat. Kalau umatnya kuat bangsa kuat, umat lemah bangsa juga lemah,’’ tandasnya.
Sementara, Mustayar PC NU Tuban Fathul Huda mengatakan bahwa tim Pendarat Kiyai adalah gerakan mendarat atau membantu tanpa diminta. Semua berjuang dan membantu kiainya.
‘’Ini sekitar 10 ribuan orang yang hadir. Semua insyaalllah mendarat dan membantu kiaianya,’’ katanya.
Menurutnya, seperti prinsip NU, yakni mempertahankan yang lama yang baik, dan mengambil sesuatu yang baru yang juga baik. Seperti mempertahankan Jokowi karena baik. Apalagi saat ini Jokowi menggandeng ulama, yakni Kiai Ma’ruf sebagai cawapres.
‘’Perpaduan umaro dan ulama ini harus kita dukung,’’ pungkasnya. (rto)