oleh

RPS Berikan Literasi Digital kepada 35 Siswa Tingkat SMA

Kotatuban.com – Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban berkerjasama dengan PLN Nusantara Power, Kemenag, Dinas Pendidikan SMA/SMK Jatim Cabang Tuban, PT. PRPP, dan PT. TPPI menggelar kegiatan pendidikan literasi  digital di SMK Mambail Futuh, Jenu, Selasa (22/11/2022).

Tak hanya melibatkan siswa dari sekolah setempat, panitia penyelenggara juga mengundang belasan siswa lain dari empat sekolah tingkat SMA yang berada di Kecamatan Jenu. Dengan total peserta 35 siswa.

Acara yang dibuka langsung oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Umi Kulsum itu dihadiri Ketua RPS Tuban, Khoirul Huda, Kepala SMK Mambail Futuh Jenu, serta tim dari PLN Nusantara Power.

Umi Kulsum sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh RPS tersebut. Dia juga mengaku bahwa hingga saat ini Kemenag belum memberikan materi terkait literasi digital kepada madrasah di Kabupaten Tuban.

“Kami berterimakasih kepada RPS karena telah mengawalinya. Kedepan Kemenag bisa kolaborasi dengan RPS Tuban dalam literasi informasi madrasah. Tuban memiliki 5.000 guru lebih madrasah yang harus dilatih membuat konten yang menarik untuk menunjang pembelajaran yang produktif,” imbuh Umi.

Sementara itu, Kepala SMK Mambail Futuh, Moh. Maghfur Arifin mengatakan, saat ini semua orang dapat menjadi pewarta. Seorang pewarna pada prinsipnya memberitakan atau menginformasikan sesuatu kepada orang lain.

“Sebuah peristiwa bisa difoto dan disampaikan di media sosial. Dalam kegiatan ini, peserta akan diajarkan bagaimana cara menjadi pewarta yang baik. Tidak hanya bentuk gambar, juga dalam bentuk digital. Seperti di SMK Mambail Futuh, semuanya serba digital,” ujar Moh. Maghfur.

Setelah mengikuti kegiatan RPS, Kasek berharap para peserta dapat membuat portal berita. Masih luasnya ruang di sosial media yang belum dioptimalkan, menjadi tantangan pelajar untuk berlomba membuat konten yang positif dan mencerdaskan.

“Khusus anak SMK Mambail Futuh yang kompeten di IT, harus segera membuat rencana publikasi sekolah. RPS hari ini memberi ilmu dan harapannya mengawal dan mendampingi selama 6-7 bulan sampai siswa SMK mumpuni,” jelasnya.

Menurutnya, pelajar harus rajin membaca buku. Kosakata yang banyak akan membuat berita istimewa dan menarik untuk dibaca. Jangan menyajikan berita hoaks, karena dampaknya buruk untuk publik. “Untuk membuat tulisan yang baik dan menarik kuncinya pada membaca,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Khoirul Huda mengatakan bahwa fungsi dari wartawan diantaranya melakukan edukasi. Selain mengontrol juga memberi hiburan untuk publik. Oleh karena itu, RPS ingin mengajak peserta untuk mau menjadi generasi wartawan.

Huda sapaan akrabnya, menegaskan bahwa dalam membuat berita hal penting yaitu memiliki dasar. Melalui kegiatan ini, peserta diminta untuk mengoptimalkan kesempatan untuk sharing dengan para pemateri.

Fenomena di sosial media juga menjadi perhatian RPS. Sebab, banyak ujaran yang kurang baik sering terlontar di dunia digital. RPS tidak ingin, para pengguna sosial media khususnya pelajar, karena ketidaktahuannya justru terjerumus dan terjerat ke UU ITE.

“Profesi wartawan itu mulia, sebab semuanya diberikan untuk publik. Selain media yang terverifikasi, wartawan di RPS juga telah lulus uji kompetensi,” tegasnya.

Saat ini, para netizen belum mampu membedakan produk pers dan media sosial. Potongan informasi yang disampaikan di sosial media itu baru sebatas info awal. “Ayo belajar bersama-sama agar kemampuan literasi informasi pelajar SMK meningkat,” pungkasnya. (duc)