kotatuban.com-Operator Minyak dan Gas Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ), mengakui membesarnya gas buang (Flare) di Tapak Sumur (Pad) A, Sumur Mudi, Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban, diduga akibat adanya sumbatan pada saluran flare. Namun demikian tidak membutuhkan waktu lama kobaran flare yang sempat menyembur dapat diatasi.
“Ada masalah pada Flare, tapi sudah berhasil diantisipasi,” kata Field Admin Superintendent JOB P-PEJ, Akbar Pradima, Kamis (30/06).
Akbar menjelaskan, kejadian tersebut sebenarnya adalah insiden langka, namun, wajar dalam industri minyak dan gas bumi. Salah satu pemicunya adalah fasilitas produksi minyak Pad A yang sudah berumur 30 tahun.
“Ini wajar terjadi dan pernah terjadi juga di Lapangan Sukowati, Kabupaten Bojonegoro,” imbuh Akbar.
Meskipun dalam insiden membesarnya flare Mudi, sirine peringatan bahaya bunyi selama 30 menit. Warga diminta tidak panik secara berlebihan. Sebab JOB P-PEJ memastikan kejadian sudah dapat diatasi.
“Hingga kini kami masih mengecek, dan mencari dimana titik tersumbatnya saluran,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Membesarnya flare terjadi sekira pukul 08:30 WIB, dan kembali normal pukul 11:00 WIB. Dalam kurun waktu tersebut pihak operator fokus pada pengamanan flare, dan seluruhnya dapat teratasi dan normal kembali tidak lama kemudian. (kim)