kotatuban.com – Siraman waranggono yang dilakukan satu tahun sekali setiap awal bulan Selo atau bulan ke 11 pada bulan jawa merupakan upaya untuk pengsucian diri buat para waranggono atau penyanyi langgen tayub.
Siraman waranggono yang setiap tahun dilaksanakan di Pemandian Bektiharjo, Kecamatan Semanding tersebut agar diri para waranggono suci dan terhindar dari balak. Selain itu, juga mendapatkan barokah dan rejeki yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa melalui mandi di Pemandian Bektiharjo tersebut.
”Kita setiap tahun pasti melakukan siraman disini. Karena para waranggono percaya bahwa air yang ada di Pemandian Bektiharjo ini suci. Sehingga, air ini juga dipercaya dapat mensucikan diri para waranggono,” terang, salah satu waranggono senior, Endang Mursiyah saat ditemui wartawan seusai ritual siraman waranggono.
Menurutnya, selain digunakan untuk ritual siraman waranggono pada setiap momen ini juga digunakan untuk citra resmi atau wisuda waranggono yang baru. Sedangkan, pada ritual siraman tahun ini ada 9 orang waranggono baru yang diwisuda. ”Tahun ini ada 9 orang waranggono baru yang diwisuda. Berarti 9 waranggono tersebut setelah ritual ini bisa manggung,” tuturnya.
Lebih lanjut, Endang mengatakan, kegiatan ritual siraman waranggono ini sebagai upaya yang dilakukan oleh para seniman lagen tayub untuk melestarikan budaya asli Tuban tersebut. Sehingga, kesenian warisan budaya yang adiluhung ini tidak punah tergerus oleh zaman. ”Ini budaya kita, maka harus kita uri-uri dan kita kenalkan kepada masyarakat terutama para generasi muda agar mengenal budaya ini,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kegiatan ritual siraman waranggono dilaksanakan di Pemandian Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Rabu (27/08). Sedangkan, ritual siraman waranggono tersebut diikuti oleh 99 orang waranggono, 32 orang pramugari, dan 63 orang pangrawit. (duc)