kotatuban.com-Sejumlah siswa SMPN 6 Tuban panik dan lari berhamburaqn setelah mengetahui ruang kelas mereka terbakar. Ruang kelas di lantai dua gedung megah itu terbakar diduga karena konseleting arus listrik.
Bukan hanya para siswa yang panik, sejumlah guru yang tengah mengajar langsung berhamburan keluar setelah mendengar kentongan tanda bahaya yang dibunyikan sejumlah anggota pramuka siswa sekolah tersebut.
Melihat jilatan api yang terus membesar sejumlah anggota pramuka itu langsung melakukan evakuasi para siswa. Sementara lainnya melaporkan kejadian itu ke petugas PMK Tuban.
Untungnya, kejadian itu hanya simulasi yang digelar SMAN 6 bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban. Dalam simulasi itu digambarkan terjadi kebakaran dan cara penanggulangan dengan menggunakan alat di sekitar peristiwa kebakaran.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Tuban Joko Ludiono, simulasi dan sosialisasi tanggap bencana kebakaran merupakan bagian dari program sosialisasi tanggap bencana. Simulasi ini bekerjasama dengan petugas pemadam kebakaran. Sosialisasi dilakukan kepada siswa terhadap penanganan dini titik api sebelum petugas pemadam datang sebagai upaya pengurangan resiko kebakaran meluas.
“Siswa dan guru kami ajarkan untuk melakukan pemadaman api menggunakan alat pemadam ringan (Apar) dengan benda di sekitar mereka, diantaranya karung goni basah, seprai maupun kain yang dibasahi,” kata Joko Ludiono, di sela-sela kegiatan.
Disampaika Joko, yang paling penting adalah menghindari korban, baru proses pemadaman awal, kemudian lapor kepada petugas pemadam kebakaran. “Tadi juga kita simulasikan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran, karena langkah awal yang perlu dilakukan adalah menghindari adanya korban,” sambung Joko.
Joko juga menjelaskan, sekolah di Tuban rata-rata berlantai dua, hal tersebut berpotensi memakan korban saat terjadi kebakaran, Dengan begitu perlu adanya tanggap darurat kebakaran dan penanganan titik api sementara. Selain itu juga disampaikan jalur evakuasi paling aman saat kebakaran terjadi.
“Kita tidak mengharapkanya musibah itu, namun, gedung sekolah juga berpotensi kebakaran karena konsleting listrik. Peralatan listrik yang konslet bisa saja menjadi sumber api. Untuk itu perlu kesiapan, bagaimana penangananya dan kemana jalur evakuasi paling aman,” papar Joko. (kim)