
kotatuban.com – Begitu diumumkan Pilkada Tuban akan dilaksanakan Desember 2015, satu per satu mereka yang berniat maju dalam perhelatan politik tersebut mulai muncul ke permukaan. Salah satunya Setiyo Budi. Pria yang menjabat Kades Desa Tuwiri Wetan Merakurak – Tuban dua periode ini, secara diplomatis juga menyatakan siap untuk maju sebagai calon Bupati Tuban periode 2016-2021.
Adik kandung Hj. Damisri, politikus perempuan yang pernah ikut konvensi sebagai cabup dari PKB pada Pilkada Tuban 2006 tersebut, menyatakan bahwa secara pribadi dirinya tidak berambisi untuk mencalonkan diri menjadi Bupati ataupun Wakil Bupati. Hanya, kata Setiyo Budi, kesiapannya maju lebih karena dukungan dan dorongan beberapa kawannya sesama Kepala Desa serta dari beberapa tokoh masyarakat.
“Secara pribadi saya nggak berani bermimpi untuk maju, tapi saya juga tak bisa menolak manakala beberapa kawan dan tokoh masyarakat mendorong saya untuk ikut tampil”, kata Setiyo Budi diplomatis.
Bagi Setiyo Budi, menjadi Kades atau Bupati pada intinya sama, yakni sama-sama menjadi pemimpin. Kemampuan dan kematangan leadership menjadi hal yang sangat penting untuk melaksanakan fungsi tersebut. Sebab disitu mengandung fungsi yang lain yakni manajemen kepemimpinan.
Bedanya, lanjut Setiyo Budi, mengurus Kabupaten tentu lebih komplek dan dinamis dibandingkan Desa. Dengan pengalaman sebagai Kepala Desa selama dua periode, Setiyo Budi mengatakan tak kuasa menahan dorongan para sejawatnya untuk ikut tampil dalam perhelatan politik terbesar di Tuban Desember 2015 mendatang.
Senada dengan Setiyo Budi, Jemy Trisantono yang merupakan rekan sesama Kades menyambut baik kesediaan Setiyo Budi untuk maju dalam Pilkada Tuban 2015. Bagi Jemy, para kades butuh wakil di birokrasi pemerintah sebagai jembatan komunikasi antara para Kades dengan Pemkab. Hal tersebut untuk menjawab kompleksitas pelaksanaan Undang-undang Desa yang saat ini mulai diterapkan.
“Kompleksitas pelaksanaan Undang-undang Desa harus ditangani seseorang yang memahami dengan baik tentang dinamika yang terjadi di Desa”, tutur Jemy.
Majunya Setiyo Budi, kata Jemy, diharapkan mampu menjawab dan memberikan solusi penyelesaian terbaik atas dinamika yang terjadi di Desa. Sebab, banyak peraturan yang tercantum dalam Undang-undang Desa membutuhkan penjabaran yang lebih lugas dan tehnis dalam bentuk Perda maupun Perbub.
Setiyo Budi yang sudah dua periode menjadi Kades, kata Jemy, tentu memiliki pengalaman dan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika yang dialami oleh pemerintah tingkat desa. Untuk itu, Jemy berharap, agar siapapun yang berniat maju dalam Pilkada mendatang, juga mempertimbangkan potensi yang dimiliki para Kades.
“Alangkah baiknya jika beberapa Cabup yang ada saat ini juga melirik teman-teman AKD”, lanjut Jemy.
Saat ditanya mengenai kendaraan politik yang akan digunakan, Setiyo Budi yang pada kesempatan wawancara dengan kotatuban.com, didampingi oleh beberapa kades di Merakurak mengatakan, prioritasnya saat ini adalah melakukan konsolidasi internal. Setelah semuanya solid, tak akan sulit mencari kendaraan politik.
Di sisi lain, Setiyo Budi juga menegaskan bahwa secara pribadi, dirinya tak akan memanfaatkan Asosiasi Kepala Desa (AKD) sebagai kendaraan politik. Sebab, sebagai organisasi, AKD harus tetap netral dan tidak boleh berafiliasi dengan parpol maupun organisasi politik manapun. Namun, Kepala Desa yang merupakan anggota AKD, secara pribadi tentu memiliki hak politik, dan itu juga telah diatur oleh Undang-undang.
“Soal kendaraan partai, tentu sudah kami pikirkan. Tapi prioritas sekarang ini adalah konsolidasi internal”, pungkas Setiyo Budi yang diamini rekan-rekannya. (co)