kotatuban.com – Sebanyak 15 orang warga di sekeliling lokasi pabrik semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, mengunjungi Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU).
Mereka menyampaikan bahwa pro kontra pembangunan pabrik semen di Rembang hanya masalah beda pendapat biasa, dan warga berharap PBNU dapat membantu menyelesaikan permasalahan warga.
Sardi, warga Desa Pasucen, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang mengatakan, bahwa perbedaan pendapat antar warga itu hal yang biasa terjadi di desa.
”Sayangnya, adanya campur tangan pihak luar menjadikan isu pro dan kontra ini seakan perpecahan yang mencekam,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, warga diterima oleh salah satu Pimpinan PBNU Manan Abdul Ghoni. Warga juga ingin mendengar langsung sikap PBNU terhadap rencana pendirian pabrik semen di Rembang. Manan menampung pernyataan warga tersebut dan akan membahas dengan pengurus yang lain.
”Sebaiknya warga harus bikin MoU dengan PTSI terkait kesehatan, pendidikan, dan kegiatan CSR lain, secara jelas dengan berdirinya pabrik semen tersebut,” kata Manan.
Sementara itu, Sardi yang mewakili warga meminta PBNU turut mengawal perjanjian antara warga dan PTSI tersebut. Selain itu, warga juga mengundang perwakilan PBNU untuk mengunjungi desa yang ada dilokasi pabrik dan melihat langsung kondisi warga.
”Kami berharap PBNU bisa berkunjung kedaerah kami, agar mengetahui secara langsung kondisi yang ada disana,” pungkasnya.
Sementara itu pimpinan proyek pabrik Rembang, Heru Indra Wijayanto menyatakan, pihakny terus melakukan komunikasi dengan warga sekitar pabrik, maupun sejumlah pihak di wilayah Rembang. Komunikasi itu dilakukan untuk menyamakan persepsi adanya pabrik semen di Rembang.
“Keberadaan pabrik itu kan bukan hanya sekedar untuk kepentingan perusahaan, tapi, juga dihajatkan untuk kepentingangan masyarakat secara luas,” tuitur Heru Indra.
Adanya perbedaan pendapat, lanjut Heru Indra, hal itu merupakan kewajaran. Karena hal yang baru dipastikan akan terjadi pro dan kontra. Meski begitu, pihaknya akan terus menjelaskan kepada masyaralat, utamanya yang kontra, bahwa keberadaan pabriuk semen tidak perlu ditakutkan. Karena pendirian pabrik, sebelumnya sudah dilakukan kajian mendalam utamanya yang berkaitan dengan lingkungan.
“Kami juga tidak akan merusak lingkungan. Bahkan, konsep pabrik semen yang kami lakukan adalah pabrik yang ramah lingkungan. Jadi keberadaan lingkungan tetap menajadi perhatian serius kami,” ungkapnya.(duc)