kotatuban.com-Produksi jagung Kabupaten Tuban pada tahun 2013 mencapai 431.775 ton dari lahan total seluas 83.473 hektar. Sementara tahun 2014 sampai dengan akhir April luas lahan 60.083 hektar dengan produksi 320.122 ton.
Namun tingginya hasil panen (produksi jagung) tersebut, rupanya hanya sedikit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi di Tuban.
Data yang dihimpun kotatuban.com dari Dinas Pertanian dan Peternskan (Dispertan) Kabupaten Tuban menyebutkan, hasil produksi jagung tahu 2013 yang mencapai 43.775 ton itu hanya 64.766 ton atau diasumsikan 15 persen dari total produksi yang masuk konsumsi dalam daerah. Sisanya sebanyak 367.009 ton dikirim ke luar daerah atau masuk industri makanan barbahan jagung.
Menurut Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Media, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Teguh Setyabudi, minimnya konsumsi dalam daerah disebabkan jagung tidak menjadi makanan pokok warga Kabupaten Tuban. Sehingga produksi jagung yang dihasilkan daerah ini banyak yang dikirim keluar daerah untuk berbagai kebutuhan bahan baku industri.
“Konsumsi dalam daerah tidak seberapa, itu terjadi karena jagung bukan menjadi makanan utama atau makanan pokok bagi warga. Sisa produksin itu larinya ke industri makanan, maupun pabrik pakan ternak,” kata Teguh Setyaudi.
Teguh menjelaskan, lahan jagung atau yang umum adalah tegalan (ladang) masih cukup produktif di seluruh wilayah kabupaten berjuluk Bumi Wali itu, dengan perhitungan 51,73 kwintal per hektar pada tahun 2013. “Dengan asumsi tersebut, tahun ini target produksi Kabupaten Tuban 456.783 ton,” katanya.
Hingga saat ini, produksi jagug terbesar masih dipegang kecamatan Kerek, dengan hasil jagung pertahun mencapai sekitar 67.149 ton dengan luas lahan 12.350 hektar. (kim)