kotatuban.com-Menurunya produksi gabah, memasuki masa tanaam membuat stok beras di sejumlah pasar tradisional di Tuban menurun. Turunnya pasokan tersebut memicu harga bahan makanan utama itu mengalami peningkatan mulai dari distributor besar hingga pengecer.
Suharto (45), salah satu pedagang beras di pasar tradisional, Jalan Gajahmaada Tuban, mengungkapkan, kenaikan harga beras sudah terjadi sebelum harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ditetapkan naik. Kenaikan harga beras mulai seratus, dua ratus hingga empat ratus rupiah per kilogram (Kg).
“Naiknya sedikit-sedikit mas tapi terus menerus, pas BBM naik kemarin juga langsung terjadi kenaikan 300 rupiah,” kata Suharto.
Dia menjelaskan, penyebab utama kenaikan harga beras di pasaran disebabkan oleh minimnya pasokan dari petani memasuki musim tanam padi. Sementara stok lama juga semaki menipis.
“Di gudang biasanya sampai penuh, ini tinggal setengah, hari ini semestinya juga ada kiriman tapi belum datang,” terang Harto.
Saat ini, harga beras, kualitas biasa dipatok Rp7.800 per Kg, padahal jenis ini biasanya hanya Rp6.800 hingga Rp7.400 per Kg. beras kualitas medium dari harga Rp7.900 per Kg, naik menjadi Rp8.200 per Kg, sedangkan untuk harga beras dengan kualitas super (Beras poles) mencapai Rp9.400 per Kg, dari harga sebelumnya Rp9.000 saja per Kg.
“Panen padi sudah jarang, BBM juga naik, otomatis juga menaikan harga angkut maupun ongkos giling padi, makanya naik terus harga beras di pasar,” papar Suhato.
Diprediksi, harga beras akan tetap tinggi hingga pergantian tahun baru, dan baru akan normal kembali sekitar bulan Februari saat sebagian besar petani di Kabupaaten Tuban memasuki masa panen.
“Normal kembali kalau sudah masa panen, bulan Februari atau Maret itu kira-kira,” imbuh pedagang berperawakan tinggi itu. (kim)