kotatuban.com- Klobot atau kulit jagung merupakan limbah. Biasanya, hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak, utamanya sapi. Namun, limbah dari ontong jagung ini di tangan ibu-ibu Kelompok Sekar Tanjung Desa Tasikharjo, Desa Remen dan Desa Purworejo, keduanya di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban bisa menjadi barang bernilai ekonimi tinggi.
Klobot yang berserakan di ladang, sawah maupun pekarang warga dua desa tersebut dikumpulkan para anggota Kelompok Sekar Tanjung untuk dijadikan aneka kerajinan. Klobot, kulit jagung jagung yang selam ini tidak bernilai, bisa disulap menjadi aneka kerajinan bunga kering warna-warni yang sangat menarik.
Meski hasil kerajinan bunga kering dari bahan limbah klobot jagung sudah pernah ikut pamaren hingga luar daerah, seperti di Jakarta Convention Center (JCC) yang difasilitasi oleh Pertamina. Namun, para pengrajin dari Kelompok Sekar Tanjung mengaku masih kesulitan untuk pemasarannya. Bahkan, mereka belum memiliki toko maupun autlet untuk memajang hasil karya mereka.
“Sebenarnya kalau membuat berapapun kita bisa. Akan tetepi kami sampai saat ini masih terkendala terkait pemasaran,” ujar Indayati (38), salah satu anggota Kelompok Sekar Tanjung.
Ia juga mengaku, kalau selama ini mereka membuat kerajinan hanya berdasarkan pesanan. Itu pun belum tentu selalu ada. Sementara untuk mengandalkan pemasaran di sekitar desa maupun wilayah Tuban, mereka masih kesulitan. Sebab, masyarakat sekitar menganggap kerajianan mereka tidak terlalu istimewa, meski sudah merambah pasar luar negeri, seperti Belanda dan Korea.
“Barang kerajinan seperti ini kan sulit dipasarkan di desa, untuk itu kami berharap pemerintah atau pihak lain membantu pemasaran,” kata Indayati.
Sementara itu, Humas Pertamina Pemasaran Region V Jatim, Heppy Wulansari, saat konfirmasi terkait keluh kesah kelompok Sekar Tanjung menyatakan, kalau sudah ada rencana dari perusahaan untuk membuatkan semacam toko khusus. Toko itu untuk memasarkan produk dari warga binaan mereka. Letaknya dimungkinkan berada tepat di tengah kota.
“Sudah ada rencana untuk membuat semacam toko yang berada di Jalan Basuki Rahmat, kira-kira pada bulan Juni atau Juli 2014 ini kita launching. Targetnya untuk memudahkan pembeli. Sebab kalau pembeli harus datang ke lokasi desa perajin jaraknya cukup jauh. Kita juga minta bantuan dari media untuk ikut mempromosikan hasil karya masyarakat ini ” kata Heppy.
Dengan adanya kesulitan pemasaran itu anggota kelompok yang semula berjumlah 40 orang, kini tinggal 12 orang. Diharapkan, dengan adanya renacana pembukaan pemasaran di wilayah kota, warga masyarakat yang sudah dilatih bisa kembali aktif lagi.
“Semoga saja nanti ibu-ibu yang pernah memperoleh pelatihan bersedia aktif kembali setelah ada toko untuk memasarkan produksi bunga klobot jagung,” kata Ketua Kelompok Sekar Tanjung, Lina Dewi.
“Harga bunga klobot jagung satu tangkai Rp5.000. Sedangkan kalau lengkap dengan vas, seperti bunga tulip, mawar, juga bunga lainnya mulai Rp25.000 sampai Rp300.000/vas,” tambah Lina Dewi. (ros)