
kotatuban.com-Tanggul Bengawan Solo di Dusun Blimbing Desa Banjararum Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, yang mengalami retak dan longsor dua pekan lalu kondisinya semakin memprihatinkan. Badan tanggul semakin tergerus air dan dikawatirkan jebol jika permukaan air Bengawan Solo meningkat kembali.
Warga yang merasa terancam jiwanya, secara bergotong royong memperbaiki tanggul yang longsor agar lebih aman. Puluhan warga yang terdiri dari pria dan wanita, tampak sibuk mengurug tanggul dengan material seadanya. Langkah tersebut mereka lakukan untuk mengantisipasi melubernya air Bengawan Solo pada saat turun hujan.
“Ini di urug saja mas (diperbaiki) gotong royong sama warga lainya, karena belum ada bantuan dari pemerintah,” ujar Mukri (50), salah seorang warga.
Karena dilakukan secara swadaya, upaya perbaikan yang dilakukan warga terlihat kurang maksimal, karena hanya menggunakan matrial pedel (serpihan batu kapur) untuk menambal badan tanggul yang berlubang akibat longsor. “Ini tadi dibelikan matrial urug sama desa, tenaganya warga sekitar,” ungkap Kepala Dusun Blimbing, Joko Santoso (44).
Menurut Joko, tanggul yang mengalami longsor ada di dua titik. Setiap titik memiliki panjang sekitar 50 meter dengan lebar 20 hingga 30 centimeter. Longsor juga sempat menyebabkan tanggul bocor, sehingga air mengalir masuk dari dalam sungai ke pemukiman warga.
Seperti diberitakan sebelumnya, tanggul Bengawan Solo di wilayah Desa Banjararum sebenarnya sudah rusak sejak awal tahun 2013 lalu. Tanggul sempat diperbaiki dengan cara ditambal bagian yang longsor. Namun, saat memasuki musim penghujan, tanggul kembali mengalami longsor.
Disisi lain, hilangnya sebagian daratan akibat longsor, menyebabkan sebuah rumah milik Sarminah, yang berdiri di atas tanggul rusak parah. Sebagian rumah ambruk karena pondasi bagian bawahnya tergerus aliran sungai. Hingga kini, pemilik rumah masih mengungsi di rumah kerabatnya yang lebih aman. (kim)