oleh

Tangis Haru Warnai Tasyakuran Ketua PPLP-PT PGRI Tuban

Kotatuban.com –  Tangis haru mewarnai acara tasyakuran Soedjarwoto Tjondronegoro yang menjabat sebagai Ketua PPLP-PT PGRI Tuban dan secara resmi dilantik pada 7 Mei 2025 lalu. Suasana penuh keceriaan dalam semarak gelaran dangdut yang dibawakan para artis lokal diiringi goyangan khas tak mampu membendung derasnya air mata haru sejumlah dosen  Universitas ternama di Tuban (Unirow) yang menghadiri acara tersebut.

 

Tangis pecah dalam acara tumpengan dan sujud syukur atas pelantikan Soedjarwoto Tjondronegoro resmi menakodai  Perkumpulan Penyelenggara Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Persatuan Guru Republik Indonesia (PPLP-PT PGRI) Tuban yang digelar di pelataran Rumah Inspirasi AK 9, Perum Bukit Karang, Tuban, Minggu (18/5/2025).

 

Dihadiri oleh keluarga besar Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban dan sejumlah perwakilan lintas komunitas, acara tersebut berlangsung dalam suasana yang akrab dan penuh makna.

 

Momen paling menyentuh terjadi saat para dosen Unirow secara bergantian dan bersama-sama menyanyikan lagu lawas Sepanjang Jalan Kenangan dengan aransemen lirik lagu  yang diubah menjadi Sepanjang Jalan Perjuangan. Dipandu oleh MC Dwikora, tembang nostalgia tersebut menggugah emosi para tamu undangan yang ikut larut dalam nyanyian, bahkan banyak di antara mereka yang tak kuasa menahan air mata.

 

Di sudut panggung yang sederhana, tampak Soedjarwoto Tjondronegoro duduk terpekur dibalik meja undangan didampingi sang istri. Sesekali ia menyeka air mata yang menetes di pipinya. Perlahan, ia berdiri dan menghampiri para dosen yang sedang bernyanyi, sembari memberikan pelukan hangat sebagai bentuk apresiasi dan kebersamaan.

 

“Ya Mas, saya sangat terharu atas terselenggaranya acara ini. Ini menggugah perasaan saya setelah 15 tahun merasa termarginalkan. Perjalanan panjang ini akhirnya sampai di titik yang patut kita syukuri bersama,” ujar Soedjarwoto dengan suara bergetar.

 

Meski enggan menyebutkan secara spesifik siapa yang memarginalkannya, Soedjarwoto menyatakan bahwa dirinya hanya tersingkir oleh situasi. Lagu yang dinyanyikan, menurutnya, sangat mewakili perasaannya dalam menapaki jalan panjang perjuangan.

 

“Rasanya seperti nyawa saya melayang jauh ke cakrawala, mengingat kembali sahabat-sahabat seperjuangan yang kini telah berpulang. Saat memotong tumpeng dan membagikannya, saya teringat mereka yang dulu turut membangun Tuban dengan cucuran keringat,” tambahnya.

 

Dalam suasana hangat penuh kekeluargaan, acara juga menjadi ajang silaturahmi lintas komunitas. Melani, salah satu anggota komunitas hiburan yang hadir, mengungkapkan kegembiraannya.

 

“Senang sekali bisa hadir di sini. Selain bisa bersilaturahmi, saya juga dapat menambah wawasan. Rasanya ini benar-benar memperpanjang umur karena hati saya jadi lebih bahagia,” tuturnya. (duc)