kotatuban.com – Diareal makam Syeh Nur Iman yang ada di Dusun Mlaten, Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang terdapat 25 rumah warga. Padahal, sebelum tahun 1997 tidak ada warga yang berani mendekat ke areal makam pepunden desa tersebut.
Bahkan, dahulu tidak ada warga setempat yang berani masuk ke areal makam keramat tersebut. Pasalnya, ditempat tersebut tumbuh pohon-pohon besar, dan makam sesepuh desa itu terkenal angker.
”Dulu tidak ada orang berani begejekan (sembarangan) di sekitar kompleks makam ini, menekat saja takut. Karena makam ini dihormati oleh seluruh penduduk sini,” terang, Warsono (80), salah satu warga setempat kepada kotatuban.com, Senin (09/02).
Namun, kesan masa lampau ini jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Saat ini, makam ini berada tepat di tengah pemukiman warga. Tepatnya sejak tahun 1997 lalu. Bahkan, dipinggir makam yang diberi pagar kayu tersebut berdiri jemuran pakaian warga.
”Barulah tahun 1997 lalu, saya terpaksa menempati lahan yang ada di dekat makam ini,” kata pria lanjut usia ini.
Menurutnya, dulu rumahnya berada di pinggir Bengawan Solo, dan dia terpaksa dipindah. Lantaran Abrasi dari Bengawan Solo yang melintasi desa ini semakin parah, dan menghanyutkan rumah miliknya.
”Yang pindah kesini pertama kali saya, dan sekarang semakin banyak,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu perangkat Desa Kebomlati, Abdullah, membenarkan kalau tanah yang sekarang menjadi pemukiman warga ini awalnya tanah yang dianggap keramat.
”Warga dulu menganggap tanah ini keramat, tapi mau bagaimana lagi kondisi yang mendesak sehingga kami harus merelokasi rumah yang terkena abrasi kesini,” jelas Abdullah.
Tanah pemakaman tersebut merupakan tanah desa. Tetapi sekarang dipetak-petak untuk ditempati relokasi bagi warga yang rumahnya terkena abrasi.
”Sekarang jumlahnya ada 25 kepala keluarga yang berada disini, semuanya adalah rumah yang awalnya terkena longsor dan terpaksa kami pindah kesini,” pungkasnya. (duc)