kotatuban.com – Sebanyak tiga belas belas lembaga pendidikan di Kecamatan Rengel terpaksa diliburkan alias tidak ada aktifitas belajar mengajar, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Liburnya lembaga pendidikan ini dikarenakan ketinggian air luapan sungai Bengawan Solo tidak memungkinkan kegiatan belajar mengajar.
Camat Rengel M Mahmudi engatakan, 13 lembaga penddikan itu meliputi 8 seklah tingkat Dasar dan 5 sekolah lainya adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).
“Total ada 13 sekolah, sembilan SD dan 5 lainnya TK dan PAUD, gedungnya terendam cukup tinggi,” kata Camat rengel, M Mahmudi.
Camat Rengel itu menjelaskan, pihakya telah berkordinasi dengan kepala sekolah yang gedungnya terendam. Demi keamanan sekolah diliburkan sementara sampai kondisi membaik.
“Kita sudah berkordinasi dengan pihak sekolah, malah ada satu sekolah yang menjadi peserta sekolah sehat terpaksa mungkin tidak ikut karena sekolahnya tenggelam,” kata Camat Rengel.
Adapun ketigabelas sekolah itu meliputi SDN Ngadirejo 1 dan 2. SDN Tambakrejo 1 dan 2, SDN Karangtinoto, SDN Kanorejo, SDN Tambakrejo dan SDN Bulurejo, sisanya adalah TK dan PAUD di desa-desa terdampak banjir.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Ngadirejo 1, M Khusni mengatakan, banjir sudah masuk halaman sekolah sejak hari Sabtu lalu, namun hari pertama itu belum sampai masuk ke ruang kelas sekolah. Kemudian hari baerikutnya banjir sudah masuk dalam ruang kelas utamanya ruang kelas yang rendah.
“Awalnya hanya beberapa kelas terutama lokal belakang karena bangunanya tidak terlalu tinggi, sekarang sudah semua,” terang Khusni.
Demi keselamatan, SDN Ngadirejo juga sudah diliburkan, karena saat ini ketinggian di dalam ruang kelas mencapai 20 cm, sedangkan di halaman mencapai sekitar satu meter.
“Halamanya sekarang sudah satu meter, sekolah kita liburkan, memang kondisinya tidak memungkinkan, namun sebelum libur kami sampaikan agar belajar di rumah,” kata Khusni.
Lebih lanjut, SDN Ngadirejo 1 sedianya akan mengikuti lomba sekolah dan lingkungan seha pada 6 Desember nanti. Namun hal itu sulit diwujudkan karena kondisi sekolah yang masih tergenang banjir.
“Lomba besok mungkin tidak bisa ikut, ini saja masih banjir,” imbuh Khusni.
Sementara itu, Jumpani Astuti, salah seorang guru yang ditemui di SDN Ngadirejo berharap, banjir segera surut, agar kegiatan anak-anak dapat dilanjutkan kembali.
“Semoga cepat surut Mas, kasihan anak-anak semenstinya belajar,” kata Jumpani Astuti. (kim)