kotatuban.com-Tiga Sekolah Kejuruan Menengah Negeri (SMKN) di Kabupaten Tuban menolak menjadi pilot projek pelaksanaan Ujian Nasional ( UN) secara Onlin dengan sistem Computer Based Tes (Ujian Berbasis Komputerisasi).
Hal itu dikarenakan untuk menunjang pelaksanaan ujian CBT diperlukan sarana penunjang seperti komputer dan sambungan internet yang stabil guna memastikan pelaksanaan ujian berjalan lancar. Sementara fasilitas yang dimiliki tiga SMKN itu belum memadai.
Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tuban, Heni Indriana, menjelaskan, tahun ini dipastikan masih akan melaksanakan ujian nasional seperti tahun sebelumnya, bukan sistem CBT seperti instruksi Kementerian Pendidikan.
Selain alasan fasilitas yang belum memadai sosialisasi yang terkesan mendadak membuat Dikpora Kabupaten Tuban belum melakukan persiapan yang memadai.
“Banyak spesifikasi yang harus dimiliki sekolah untuk melaksanakan UN CBT. Selain komputer juga sambungan internet. Dan sekolah juga harus menyiapkan genset guna mengantisipasi jika terjadi listrik padam,” jelas Heni Indriana, Kamis (12/3).
Selain persoalan fasilitas, lanjut Heni, ada hal lebih penting yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan ujian nasional dengan CBT. Yakni persiapan calon peserta ujian, karena sistem baru dipastikan membutuhkan kesiapan mental agar peserta didik tidak gerogi dengan cara itu.
“Lebih dari itu, persiapan mental siswa ini juga penting. Jangan sampai siswa anjlok mentalnya dan menjadi korban sistem baru ini. Makanya minimal tahun ini sosialisasi penuh dan tahun depan dapat dilaksanakan, ” terang Heni.
Seperti diketahui, sistem ujian online dipilih Kementerian Pendidikan sebagai sistem ujian baru untuk meminimalisir kecurangan dalam ujian. Diharapkan dengan sistem itu tidak ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan soal ujian karena soal diacak dan masing-masing siswa menghadap pada satu perangkat komputer.
“Memang sistem ini bagus untuk menghindari kecurangan dalam pengerjaan soal, namun sekali lagi harus disiapkan dengan matang,” katanya.
Sementata itu, jumlah peserta ujian tahun 2015 untuk tingkat sekolah menengah pertama masing-masing SMP 10.438 peserra, MTs 5.852 peserta, SMPLB 5 peserta. Sedangkan tingkat sekolah menengah atas dan sederajat masing-masing SMA 3.564 peserta, MA 2.699 peserta, SMK 4.431 peserta dan SMA LB 1 peserta saja. (kim).