kotatuban.com-Aksi boikot yang dilakukan sekelompok warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, yang menyerukan mosi tidak percaya dengan pemerintah membuat tingkat partisipasi warga untuk datang ke TPS dalam pelaksanaan Pemilihan Bupati dan wakil Bupati 9 Desember ini hanya 31,5 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) desa tersebut.
Data yang dihimpun kotatuban.com dari Petugas Pemungutan Suara (PPS) Desa Gaji menyebutkan, jumah kehadiran pemilik hak suara hanya 1.975 orang, padahal desa itu memiliki DPT sebanyak 6275 orang.
“Yang hadir setelah kami hitung sekitar 31,5 persen,” ujar Harun PPS Desa Gaji, Rabu (09/12).
Harun mengaku jumlah tersebut memang sangat minim, sebab kurang dari setengah dari jumlah warga Desa Gaji yang memiliki hak suara. Di desa Gaji sendiri terdapat 12 TPS yang tersebar beberapa dusun dan lingkungan.
“Ya minim mas kehadiran di bawah limapuluh persen,” kata Harun.
Namun begitu lanjut Harun, minimnya partisipasi bukan disebabkan aksi boikot warga Gaji yang dilakukan pagi hari tadi, melainkan masyarakat desa Gaji yang hampir seluruhnya petani memilih untuk menggarap lahan pertanian mereka lantaran saat ini telah memasuki musim tanam.
“Saya kira bukan karena aksi warga itu mas, ini lebih kepada keperluan warga Gaji yang lebih memilih untuk ke lahan pertanian daripada ke TPS, maklum sekarang ini musim tanam,” jelas Harun.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok warga Gaji menolak datang ke TPS lantaran sudah tidak percaya lagi dengan pemerintahan yang dinila hanya bisa janji-janji. warga juga meluapkan kekesalan dengan membakar surat C6 atau undangan untuk mencoblos di TPS.
Aksi warga itu dilakukan lantaran persoalan tanah mereka dengan PT Semen Indonesia tidak mampu diselesaikan oleh Pemkab Tuban. (kim)