oleh

Tombo Ati Palang Juara Festival Tonglek

kotatuban.com – Tombo Ati grup tonglek asal Palang meraih juara pertama dalam Festival Tonglek yang digelar IPNU-IPPNU Cabang Tuban. Sementara juara dua diraih Knong Stun Semanding, juara tiga, Putra Mustika Bancar dan juara favorit Laskar Kangen Rengel.

Ketua PC IPNU Kabupaten Tuban, Sutrisno, saat ditemui di sela-sela acara yang digelar di Alun-Alun Tuban, Rabu malam (30/05)  menyampaikan festival tahunan ini merupakan salah satu bentuk untuk melestarikan budaya membangunkan orang sahur dikala bulan ramadan.

“Festival tonglek atau musik patrol ini merupakan event tahunan yang diadakan IPNU-IPPNU Cabang Tuban sejak awal tahun 90-an hingga sekarang,” ungkapnya.

Lebih lanjut Sutrisno mengatakan sejak tahun 2000an festival musik tonglek ini dikemas lebih moderen agar lebih menarik minat masyarakat. Namun, tidak meninggalkan ciri khas kentongan atau tonglek itu sendiri

“Sekarang lebih modern dari sebelumnya, kalau dulu peserta hanya membawa spanduk yang menunjukan dari mana mereka, tapi sekarang penuh hiasan seperti miniatur masjid, dan lainnya. Dari segi musik pun sedikit ada penambahan seperti bonang, gong atau gamelan,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Tuban, Fathul Huda dalam sambutannya memberikan apresiasinya terhadap banom muda NU ini, yang selalu istiqomah mengadakan festival tonglek. Menurutnya, acara semacam ini sangat luar biasa manfaatnya karena mampu menghidupkan seni budaya tradisional, dan tidak kalah menariknya dengan seni moderen yang ada saat ini.

“Budaya dan tradisi seperti ini jelas mengandung unsur sejarah, dan juga banyak manfaatnya terutama saat bulan ramadan, sebagai alat menggugah sahur,” ujar Bupati Huda.

Mantan ketua PCNU Tuban ini juga menyampaikan festival tonglek ini sangat diminati dan sangat menghibur masyarakat, dan setiap tahunnya kegiatan ini selalu di nanti, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang datang sekedar untuk menyaksikan.

“Saya meminta agar kegiatan ini terus berjalan dan dipertahankan, dan juga jaga selalu tradisi ini dengan keorisinilan alat-alatnya, jangan sampai berubah menjadi alat moderen,” pesan bupati dua periode ini. (duc)