kotatuban.com-Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus siap hadapi persaingan gelobal Masyarakat Ekonomia Asean (MEA) yang dimulai pada akhir tahun ini. Berbagai upaya peningkaatan kualitas produk harus dilakukan para pelaku usaha demi menghadapi persaingan yang diprediksi sudah semakin besar awal tahun 2016 mendatang.
“Siap atau tidak, Indonesia sudah menjadi bagian dari kesepatakan MEA, untuk itu perlu ada peningkatan mutu dan kualitas produk usaha dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk luar,” ujar Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban Farid Achmadi, Rabu (02/12) di ruang kerjanya.
Fardi mengatakan, seluruh pengusaha terutama usaha kecil dan menengah termasuk di Kabupaten Tuban terancam gulug tikar jika tidak mampu bersaing. Untuk itu perlu ada strategi penguatan usaha kecil di Tuban mulai dari para pelaku usahanya sendiri.
“Dalam menghadapi pasar gobal perlu ada strategi yang dimiliki pelaku usaha kecil mikro dan menengah, salah satunya adalah penguatan komunitas, minimal agar seluruh komponen usah di dalamnya berjalan. Maksudnya, jika satu pelaku usaha tidak mampu mengisi pasar dapat diisi oleh pengusaha lain dalam satu komunitas,” ujarnya.
Ditanya produk tuban yang sudah siap menghadapi MEA, Farid mengaku Tuban memiliki potensi luar biasa dalam industri batik tradisional. Bahkan sebelum MEA produk Tuban itu diyakini sudah dikenal hingga mancanegara. Namun jika hanya satu produk saja yang mampu bersaing maka akan banyak peluang kosong yang tidak terisi oleh produk asal Kabupaten Tuban.
“Kita juga memiliki sumber daya kelautan cukup bagus. Produk kelautan itu dapat kita kembangkan, mulai dari pengemasan dan pengolahan perlu kita tingkatkan sesuai standart MEA,” imbuh Farid. (kim)