kotatuban.com – Rektor Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, Hadi Tugur menjamin bahwa status non aktif yang kini sedang menimpa kampus yang dia pimpin tidak mempengaruhi perkuliahan mahasiswa.
”Status non aktif itu tidak ada dampaknya pada mahasiswa. Termasuk perkuliahan, ijazah, maupun wisuda juga tidak tidak ada. Kalau ada dampak, tapi hanyalah sertifikasi ditunda, usulan dana hibah ditunda, itu saja. Jadi, tidak ada pengaruhnya dengan nasib mahasiswa,” terang Tugur kepada kotatuban.com, Rabu (08/07).
Selain itu, rektor yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban tersebut juga menjanjikan jika paling lama satu bulan status Unirow akan aktif kembali. ”Kurang satu bulan saya jamin statusnya akan aktif kembali,” ungkap Rektor Unirow yang telah menjabat dua periode tersebut.
Menurutnya, kondisi terburuk jika Unirow tidak bisa melengkapi semua persyaratan hingga 31 Januari 2016 mendatang. Maka, dimungkinkan yang akan ditutup adalah Program Studi (Prodi) bukan universitas secara keseluruhan. Karena persyaratan adalah pada setiap Prodi. Seperti halnya ijin penyelenggaraan dan akreditasi, itu setiap prodi. Selanjutnya, untuk semua Prodi di Unirow rata-rata sudah terakreditasi.
”Tidak mungkin universitasnya yang ditutup, tetapi kalau semisal ada prodi yang ditutup kemungkinan bisa dari Prodi Fakanlut dan FMIPA,” tandasnya.
Sementara itu, pemerintah melalui direktur Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) telah menonaktifkan 235 perguruan tinggi di Indonesia. PT tersebut dinon aktifkan lantaran tidak memenuhi kualifikasi dengan baik. Seperti terlalu banyak memiliki prodi yang tidak sesuai standar, rasio antara dosen dan mahasiwa tidak berimbang, serta tidak memiliki fasilitas perkuliahan tidak memadai. Sedangkan, dari jumlah 235 PT tersebut yang namanya ikut kecatat salah satunya adalah Unirow Tuban. (duc)