Kotatuban.com – Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh dunia termasuk di Indonesia sejak awal tahun 2020 lalu berdampak diberbagai sekor. Tentunya sektor ekonomi juga sangat berdampak. Akibat virus corona tersebut ekonomi menjadi tidak stabil dan daya beli masyarakat mengalami penurunan.
Untuk itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR) mendorong kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa-desa wilayah sekitar operasional perusahaan. Salah satunya di Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak.
Ketua Forum Masyarakat Kokoh (FMK) Makmur Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak, Darwanto mengatakan pada tahun 2020 ada 16 kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibantu oleh Semen Indonesia. Diantaranya, pembuatan kripik, budidaya jamur tiram, ayam petelur, dan berbagai program lainnya.
“Kita berterimakasih kepada Semen Indonesia yang telah memberikan program pemberdayaan kepada masyarakat Desa Tlogowaru,” ujar Darwanto pada penyerahaan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat CSR Semen Indonesia Pabrik Tuban di Desa Tlogowaru, Kamis (14/1/2021).
Sementara itu, Community Development Officer SIG Pabrik Tuban, Siswanto, mengatakan fokus kegiatan CSR Semen Indonesia untuk program pemberdayaan masyarakat. Namun, juga masih ada kegiatan yang bersifat infrastruktur, peningkatan kapasitas, dan karikatif. “Prioritas kita kegiatan CSR di pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini perusahaan berharap dapat mempercepat recovery ekonomi masyarakat akibat dari pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum juga selesai. Siswanto juga berharap kegiatan pemberdayaan tersebut dapat terus berjalan.
“Program pemberdayaan ini tetap harus berjalan, bahkan harus lebih maju lagi. Sehingga, dapat menjadi sumber ekonomi. Untuk itu, perangkat desa, FMK, dan pendamping program tetap harus terus melakukan monitoring kepada kelompok-kelompok pemberdayaan,” katanya.
Terpisah, Ketua KUB Barokah Desa Tlogowaru Siti Aini mengatakan bahwa kelompoknya membuat berbagai kripik. Antara lain kripik buah mangga, nangka, kripik singkong, kacang kulit sangria, dan berbagai camilan lainnya.
“Kita terimakasih kepada Semen Indonesia yang telah membantu kelompok kita. Sehingga, kita bisa memiliki berbagai alat yang lebih bagus untuk menunjang produksi kita,” ungkapnya.
Menurutnya, kelompok ibu-ibu yang diketuanya rata-rata pendapatan bersih dari penjualan kripik dapat Rp5 juta perbulan sebelum pandemic Covid-19. Namun, saat ini pendapatan kelompoknya menurun sekitar 50%. “Semoga pandemi ini segera selesai. Sehingga, penjualan kita dapat normal lagi,” pungkasnya. (duc)