kotatuban.com – Warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) harus memahami karakter dan pengelolaan sungai. Pasalnya, salah dalam pengelolaan sungai dapat menimbulkan bencana alam yang dapat merugikan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiono, Jumat (23/09). Menurutnya, warga yang tinggal dipinggiran DAS, seperti DAS Bengawan Solo jangan hanya mengambil kemanfaatannya saja. Namun, juga harus faham tentang bahaya-bahaya sungai.
”Kesadaran warga sekitar DAS ini perlu di tingkatkan, sehingga tidak hanya mengambil sisi kemanfaatan sungai saja, tetapi juga harus tau tentang bahaya-nya sungai,” ujar Joko Ludiono pada Sosialisasi Pengelolaan Sungai Bagi Aparatur Dan Masyarakat Dalam Rangka Gerakan Nasional Pengurangan Resiko Bencana.
Menurutnya, warga sekitar DAS saat ini masih banyak yang belum mengetahui bahaya sungai. Pengamatan BPBD masih banyak petani DAS yang justru merusak tanggul dengan melubangi tanggul untuk digunakan mengaliri ke area persawahannya. Sehingga, meraka tidak memikirkan tentang bahayanya sungai.
”Untuk itu kita kedepan kita akan bentuk komunitas sungai. Komunitas ini akan terjun memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar DAS khususnya petani dan masyarakat, demi untuk menekan resiko bencana, baik bencana tanggul longsor, banjir, maupun bencana lainnya,” papar Joko.
Sementara itu, Staf Oprasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan solo (BBWS), Hidayatullah, mengungkapkan, bahwa untuk meminimalisir terhadap kerusakan alam khususnya wilayah DAS ini masyarakat perlu memahami pengelolan wilayah sungai. Sehingga tidak menimbulkan kerugian yang cukup besar akibat bencana yang ditimbulkan sungai.
”Sosialisasi harus ditingkatkan, agar kerusakan alam daerah DAS tidak menimbulkan kerugian yang besar,” pungkasnya. (duc)